Sedari awal Isuzu menerapkan bentuk bodi truk hexapod Elf NMR 71 di tahun 2016, itu adalah sebuah upgrade atau peningkatan. Sebab, Isuzu mempertimbangkan kebutuhan ruang kemudi karena bagaimana pun bagian tersebut punya kans besar untuk digunakan dalam sebuah perjalanan jarak jauh.

Rupanya, salah satu pengemudi dengan rute jarak jauh bernama Anto yang kemudian merasakannya langsung. Sebagai salah satu pengemudi di jasa layanan truk gendong Captain Towing, di bilangan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, ia mengaku kerap bepergian antar-pulau dengan Elf NMR.

“Biasa saya dari Sumatera, lalu Jakarta dulu untuk istirahat,” buka Anto di samping Elf andalannya yang sudah berkaroseri siap angkut kendaraan tersebut.

Wilayah Sumatera yang ia maksud adalah Riau. Jakarta-Riau terbentang dengan rute utama Jalur Lintas Sumatera yang jika dihitung maka akan lebih dari 1.200 km.

Andaikan nonstop, ia dan rekannya butuh setidaknya 25 jam perjalanan secara total, yang artinya sehari perjalanan tanpa istirahat. Karena itulah, sistem kerjanya berangkat dengan pengemudi tandem.

“Jadi berdua, tandem. Kalau yang satu nyetir, yang satu ya tidur. Kabinnya lega, rasanya nyaman,” kata Anto.

Salah satu pengemudi tandem yang tidur tersebut menurutnya bisa memanjangkan kaki. Dengan kabin yang kompak, posisi itu dimungkinkan dengan mengarahkan kaki ke samping.

“Selonjoran, jadinya enak,” kata pria yang setelah istirahat di Jakarta akan melanjutkan tugasnya lagi ke arah Yogyakarta itu.

Pemanfaatan ruang hexapod selain mendukung aerodinamika yang meminimalkan hambat angin—dan memaksimalkan efisiensi BBM—juga dimaksimalkan secara ukuran.

Perbedaannya bisa dibilang sekitar 200 mm lebih. Sebab, jika truk sejenis punya lebar 1.750 mm, maka Isuzu ELF NMR setidaknya 1.990 mm atau bahkan lebih.

Dengan ruang yang memungkinkan untuk istirahat bagi pengemudi tandem, maka lelah bisa dipangkas demi keselamatan dan gol-nya orderan.

Sumber : isuzu-astra.com